Teologi IMM, Teologi Al Ma'un, Teologi Al Ashr, Teologi tajdid
Sehari sebelum mengisi materi saya berkesempatan memberikan sambutan dalam pembukaan DAM. Karena DAM ini merupakan perkaderan tingkat menengah, yang menyiapkan kader-kader pimpinan tingkat cabng dan DPD, maka saya kutip surat Al Baqarah:30. Dalam ayat tersebut Allah berfirman bahwa Allah punya grand design menjadikan Adam pemimpin di muka bumi. Namun kalau memang rencana awalnya Adam adalah tinggal di bumi, kenapa harus transit dulu di surga atau taman Eden?
Ini adalah isyarat bahwa Allah ingin memberikan gambaran surga kepada Adam, agar ketika dia jadi khalifah di bumi, dia membuat bumi seperti surga yang pernah ditinggali. Bukan seperti apa yang dikatakan Malaikat, bahwa sang khalifah ini akan membuat kerusakan dan menumpahkan darah. Jadi tolok ukur keberhasilan misi kekhalifahan Adam adalah apakah bisa membuat bumi seperti surga atau tidak?
Hari esoknya barulah saya mengisi materi utama. Saya berkomentar soal tema yang diberikan. Jika materinya teologi IMM, maka saya katakan IMM tak punya teologi sendiri, teologi IMM adalah ikut kepada teologi Muhammadiyah. Kalau ideologi mungkin punya, karena ada matannya. Lantas apa itu teologi? Secara sederhana teologi di sini berarti cara pandang terhadap sesuatu dengan Tuhan atau agama sebagai basisnya. Yang saya kenal ada istilah teologi pembebasan.
Lantas bagaimanakah teologi Muhammadiyah itu? Pertama adalah teologi Al Ma'un, yang sangat terkenal karena difilmkan dalam Sang Pencerah. Dari etos Al Ma'un ini lahirlah peradaban berupa amal usaha dalam bidang schooling, healing dan feeding. Bangunan-bangunan sekolah, rumah sakit, panti asuhan merupakan wujud peradaban yang nyata dapat kita lihat sampai hari ini.
Kedua, teologi Al Ashr, sebuah ajaran Muhammadiyah yang terlupakan. Jauh sebelum mengajarkan Al Maun, yang diajarkan Kyai Dahlan adalah surat Al Ashr. Inti dari surat Al Ashr kita harus menjadi individu-individu yang menghargai waktu, produktif dan berdaya saing. Jika teologi Al Maun bercorak sosialistik, maka teologi Al Ashr bercorak kapitalistik.
Ketiga, adalah teologi tajdid sebagai basis faham agama dalam Muhammadiyah. Muhammadiyah mempunyai dua doktrin : Pertama doktrin pemurnian dalam hal akidah dan ibadah mahdah. Kedua doktrin pengembangan dan inovasi dalam persoalan muamalah dunyawiyah. Persoalan yang dikembangkan oleh Muhammadiyah meliputi saintek dan ilmu-ilmu sosial.
Dalam akidah dan ibadah mahdah Muhammadiyah mengikuti salaf. Sementara dalam persoalan muamalah dunyawiyah Muhammadiyah tidak mengikuti salaf melainkan menyesuaikannya dengan perkembangan zaman bahkan mengembangkannya. Misalnya soal hisab dan penerimaan terhadap NKRI sebagai Darul Ahdi wa Syahadah.
Posting Komentar untuk "Teologi IMM, Teologi Al Ma'un, Teologi Al Ashr, Teologi tajdid"