Durhaka Istri Solehah: Menyikapi Riba Sang Suami
Ini adalah kisah nyata yang dialami oleh keluarga teman orang tua saya. Menurut saya, ini adalah sebuah kisah inspiratif penggugah semangat berislam, sehingga pengen saya share ke teman-teman.
Ketika pertamakali mendengar cerita ini dari bapak, saya kira kalau teman bapak saya ini orang islam awam biasa. Karena memang bapak saya banyak bergaul dengan semua jenis orang. Pandangan saya berubah setelah saya diajak main ke rumahnya. Pagi-pagi setelah nemening om dari luar kota untuk mancing di sungai, bapak saya ngajak mampir ke rumah temannya yg lokasinya tidak jauh dari tempat mancing. Disana kami melihat usaha budidaya lele yg lumayan keren. Kolamnya bukan dari terpal, tapi dari dirigen berukuran 1x1x1 meter bekas wadah gula yang diperoleh dari pabrik susu. Rupanya itu adalah wadah gula cair yang diimpor dari Australia. Padahal di jogja ada pabrik gula madukismo, tapi pabrik susu yang lokasinya di jogja (tidak mau sebut merek) malah ambil gula yang impor dari Australia.
hanya foto ilustrasi. bukan foto sebenarnya.
Karena sudah saking akrabnya, bapak saya datang-datang langsung mengkode minta dikasih teh manis panas kepada teman yang dikunjungi. Pas kami lagi enak-enaknya minum, teman bapak saya tadi tidak ikut minum. Rupanya beliau sedang puasa. Padahal hari itu bukan hari senin, bukan juga hari kamis. Luar biasa, diusia yg se tua itu, beliau masih rajin puasa daud. Saya yang masih muda, belum nikah, yang seharusnya memperbanyak puasa sunnah, malah enggak. Disitu pandangan saya tentang beliau berubah. Ternyata beliau agamanya sangat kuat, juga merupakan keluarga aktivis dakwah salah satu organisasi islam ternama di Indonesia.
Masuk ke kisah utamanya. Jadi ceritanya, teman bapak saya tadi dapat tawaran hutang dari bank untuk memperbesar usahanya. Mungkin karena merasa usahanya selama ini segitu-gitu aja, beliau ingin membesarkan skala usahanya. Hasrat seperti itu sangat wajar dimiliki oleh seorang laki-laki. Singkat cerita, teman bapak saya hutang ke bank sekian puluh juta untuk memperbesar usaha lelenya. Selain punya usaha lele, yang saya lihat dirumahnya, beliau juga punya usaha suply gas LPG, galon air, dan beliau jg punya toko kelontong sendiri. Selain itu, istrinya jg punya usaha pembuatan roti.
Suatu hari. tiba-tiba istrinya kaget, kenapa tiba tiba kolam lele suaminya jadi begitu banyak dan bagus-bagus. Dari situlah istrinya mulai mengetahui kalau ternyata suaminya berhutang ke bank konvensional untuk mendanai usahanya. Tidak ada yang menduga, tidak ada yang menyangka akan reaksi sang istri. Sang istri pergi ke rumah orang tuanya, sembari membawa anaknya, meninggalkan rumah sang suami. Sang istri tidak mau dirinya dan anaknya ikut memakan uang hasil keuntungan dari usaha yang didanai dengan riba. Karena alasan kehati-hatian, tidak mau sedikitpun memakan uang haram, sang istri memilih untuk meninggalkan rumah suaminya. Tentu saja itu dilakukan setelah berbicara baik-baik dengan suami. Sang istri meminta agar sang suami bertaubat dengan dosa riba yang telah dilakukan dan melunasi seluruh hutang riba yang ia tanggung. Setelah itu, sang istri baru akan kembali ke rumah sang suami.
Luar biasa. Butuh keimanan yg sangat tinggi bagi seorang wanita untuk bisa melakukan hal seperti itu. Banyak orang meremehkan dosa riba. Bahkan banyak diantara umat islam indonesia dengan blak-blakan bercerita tentang hutang riba yang ia lakukan kepada orang lain. Padahal, dosa riba adalah lebih buruk daripada dosa zina kepada ibu kandungnya sendiri. Lucunya, banyak orang melakukan dosa zina secara sembunyi-sembunyi karena malu jika diketahui orang. Tapi ketika melakukan riba, banyak orang justru menganggapnya itu adalah hal yang wajar sehingga tidak malu-malu untuk dipertontonkan kepada orang lain.
Keimanan yang sangat luar biasa telah ditunjukkan sang istri kepada sang suami. Sang istri tidak takut akan kekurangan harta, tidak takut jika seandainya kehilangan suami. Dibanding itu semua, sang istri lebih takut apabila sampai ada uang haram masuk ke mulutnya, dan mulut anaknya. Dibanding kehilangan sang suami, sang istri lebih takut bila harus melanggar aturan Allah. Dia sangat yakin dan percaya bahwa, jika ia hidup sesuai tuntunan Allah, hidupnya pasti akan baik-baik saja.
hanya foto ilustrasi. bukan foto sebenarnya.
Masuk ke kisah utamanya. Jadi ceritanya, teman bapak saya tadi dapat tawaran hutang dari bank untuk memperbesar usahanya. Mungkin karena merasa usahanya selama ini segitu-gitu aja, beliau ingin membesarkan skala usahanya. Hasrat seperti itu sangat wajar dimiliki oleh seorang laki-laki. Singkat cerita, teman bapak saya hutang ke bank sekian puluh juta untuk memperbesar usaha lelenya. Selain punya usaha lele, yang saya lihat dirumahnya, beliau juga punya usaha suply gas LPG, galon air, dan beliau jg punya toko kelontong sendiri. Selain itu, istrinya jg punya usaha pembuatan roti.
Suatu hari. tiba-tiba istrinya kaget, kenapa tiba tiba kolam lele suaminya jadi begitu banyak dan bagus-bagus. Dari situlah istrinya mulai mengetahui kalau ternyata suaminya berhutang ke bank konvensional untuk mendanai usahanya. Tidak ada yang menduga, tidak ada yang menyangka akan reaksi sang istri. Sang istri pergi ke rumah orang tuanya, sembari membawa anaknya, meninggalkan rumah sang suami. Sang istri tidak mau dirinya dan anaknya ikut memakan uang hasil keuntungan dari usaha yang didanai dengan riba. Karena alasan kehati-hatian, tidak mau sedikitpun memakan uang haram, sang istri memilih untuk meninggalkan rumah suaminya. Tentu saja itu dilakukan setelah berbicara baik-baik dengan suami. Sang istri meminta agar sang suami bertaubat dengan dosa riba yang telah dilakukan dan melunasi seluruh hutang riba yang ia tanggung. Setelah itu, sang istri baru akan kembali ke rumah sang suami.
Luar biasa. Butuh keimanan yg sangat tinggi bagi seorang wanita untuk bisa melakukan hal seperti itu. Banyak orang meremehkan dosa riba. Bahkan banyak diantara umat islam indonesia dengan blak-blakan bercerita tentang hutang riba yang ia lakukan kepada orang lain. Padahal, dosa riba adalah lebih buruk daripada dosa zina kepada ibu kandungnya sendiri. Lucunya, banyak orang melakukan dosa zina secara sembunyi-sembunyi karena malu jika diketahui orang. Tapi ketika melakukan riba, banyak orang justru menganggapnya itu adalah hal yang wajar sehingga tidak malu-malu untuk dipertontonkan kepada orang lain.
hanya foto ilustrasi. bukan foto sebenarnya.
Keimanan yang sangat luar biasa telah ditunjukkan sang istri kepada sang suami. Sang istri tidak takut akan kekurangan harta, tidak takut jika seandainya kehilangan suami. Dibanding itu semua, sang istri lebih takut apabila sampai ada uang haram masuk ke mulutnya, dan mulut anaknya. Dibanding kehilangan sang suami, sang istri lebih takut bila harus melanggar aturan Allah. Dia sangat yakin dan percaya bahwa, jika ia hidup sesuai tuntunan Allah, hidupnya pasti akan baik-baik saja.
Disaat wanita-wanita lain pada umumnya menuntut harta yang banyak kepada suaminya, meminta uang belanja bulanan yang tinggi, sang istri tidak menuntut hal itu. Sang istri hanya menuntut, berapapun hartanya, agar semua itu diperoleh dengan halal. Bukan dengan riba.
Saat hal itu terjadi, teman bapak saya yang ditinggal pergi oleh istrinya, setiap malam sering ngajak pergi bapak saya untuk makan bakmie bersama. Mungkin karena sang suami itu merasa kesepian sehingga butuh teman. Mungkin saat itu juga adalah waktu yang dibutuhkan untuk merenung, berkontemplasi diri bagi sang suami.
Salah satu kelemahan lelaki pada umumnya adalah, dia merasa lebih dan paling tahu segalanya, dan merasa lebih unggul. Sehingga mungkin memang dibutuhkan shock terapi utk menyadarkan laki2.
Disaat saya dan bapak main kerumah beliau, kami sudah melihat sang istri balik lagi ke rumah suami. Alhamdulillah.. Semoga tulisan ini bisa menginspirasi teman-teman semua dalam menjalankan tugas dan perannya di dunia ini. Baik yg dianugrahi peran oleh Allah sbg suami, istri, ataupun yg masih jomblo.
Bagi saya yg jomblo, saya justru pengen dapat istri kyk gitu. Bagaimana menurut pendapat teman teman?
Bagi saya yg jomblo, saya justru pengen dapat istri kyk gitu. Bagaimana menurut pendapat teman teman?
Posting Komentar untuk "Durhaka Istri Solehah: Menyikapi Riba Sang Suami"