FILOSOFI DETERGEN
Apakah anda tau detergen? KBBI
mengartikan detergen sebagai bahan pembersih pakaian atau lebih jelasnya dalam
Wikipedia menyebutkan detergen adalah campuran berbagai bahan yang digunakan
untuk membantu pembersihan. Mungkin masyarakat kita sebagian ada yang
menyebutnya sebagai sabun pencuci baju bahkan tak jarang masyarakat dengan
bahasa metonimisnya menyebutnya Rinso.
Detergen yang sudah kita kenal sejak
kecil memiliki fungsi setidaknya bahan untuk melakukan pembersihan pada pakaian
pakaian kotor yang kita pakai. Detergen yang beredar di masyarakat pun juga
beraneka ragam merek. Dari setiap merek yang ada tentunya memiliki masing
masing ciri khas, baik itu dari segi komposisi , packaging, harga sampai dengan
ciri khas marketing lewat pariwara-pariwara yang disuguhkan di media massa.
Masing masing merek sebisa mungkin menawarkan keunggulan-keunggulan produk nya
agar calon konsumen tertarik untuk membeli produk yang dibuatnya.
Seperti kita tau, Indonesia yang
merupakan negara yang memiliki rakyat berjiwa konsumtif setidaknya untuk urusan
keperluan jasmaniah menjadi prioritas utama dalam hidupnya. Tak terkecuali
untuk urusan sandang, sebisa mungkin kita harus terlihat rapi , bersih bahkan
harus terlihat trendy karena mau tak mau hal tersebut juga merupakan salah satu
wujud pengakuan eksistensi agar diterima masyarakat kita. Pun kaitannya dengan
detergen adalah agar sandang yang kita gunakan bisa dicuci dengan bersih dan
nantinya nyaman jika dipakai.
Lantas, mengapa filosofi detergen ?
Kita sebagai manusia sekaligus hamba
sahaya Allah SWT memang diciptakan untuk berbakti kepada Nya. Seperti yang
difirmankan Allah SWT dalam Qur’an surat Adz-Dzariyat ayat 56 yang berarti : “
dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah
kepada-Ku”. Allah dengan firman Nya memberikan jobdesk kepada manusia untuk
beribadah dengan segala kemampuan akal pikiran yang memang sudah di anugerahkan
kepadanya. Penyampai misi untuk menyembah Allah alias Tauhid adalah Nabi dan
Rasul yang sudah secara khusus disiapkan oleh Allah untuk menjalankan misi
menyerukan ajaran tauhid. Pola, proses, hasil tiap ajaran Nabi atau Rasulpun
berbeda beda disesuaikan keadaan, waktu dan tempat. Nabi Adam A.S sebagai
manusia pertama yang mengajarkan istri dan anak anaknya untuk menyembah Allah,
Nabi Ibrahim A.S yang menyerukan ajaran tauhid kepada umatnya Israil, Nabi Daud
A.S dengan kitab Zabur sebagai pegangan dalam mendakwahkan tauhid, Nabi Isa A.S
dengan kitab Injilnya, hingga Rasulullah Muhammad SAW seorang penutup para nabi
Allah dengan mukjizat terbesarnya Kitabullah Al Quranul Karim.
Manusia yang dengan kesadaran
rasionalnya setidaknya berfikir mengenai keberadaan dirinya melalui kuasa
ciptaan Tuhan. Maksud dari kesadaran ini berimplikasi pada ketaatan manusia
untuk tunduk dan patuh terhadap pemiliknya. Namun, dengan karunia Tuhan berupa
akal menjadikan ‘sebagian’ manusia berfikir dan merenungi bagaimana cara agar
sampai pada maksud penciptaan dirinya melalui keberadaan tuhan. Proses
pencarian inilah dapat diibaratkan dengan ‘mencapai kebersihan’. Kebersihan
adalah tujuan utama para konsumen menggunakan detergen sebagai bahan pencuci
pakaiannya. Agama bisa jadi merupakan kendaraan utama dalam proses pencarian
Tuhan. Seperti kita tahu, ada banyak agama yang berkembang di era kini. Tiap
agama menawarkan metode untuk mencapai keberadaan Tuhan yang berbeda beda
bentuknya.
Proses pencarian konsumen terhadap
detergen apa yang bakal digunakan untuk membersihkan pakainnya dapat menjadi
analogi yang sepadan dengan proses pencarian manusia akan Tuhannya melalui
agama agama yang ada. Banyak produk detergen yang beredar dipasaran dengan ciri
khasnya masing-masing pun sama dengan agama yang ada didunia ini. Tiap masing
masing agama dengan segala ajarannya mengajarkan kebaikan dan keburukan kepada
penganutnya, tapi semua itu tetap pada satu tujuan yaitu mencari keridhaan
Tuhan. Islam pun demikian, banyak ajaran didalamnya mengandung nilai nilai
kebaikan yang harus dimiliki oleh umat muslim agar mendapat ridho Allah
begitupun agama lain. Pada intinya
manusia diberi akal untuk memillih dengan apa ia bisa mencapai tuhannya
melalui kebebasan memluk agama begitu pula dengan memilih detergen sebagai alat
untuk mencuci pakaiannya.
Namun sekali lagi, sebagai bentuk
keadilan dan kemanusiaan, para pengguna produk detergen apabila sudah nyaman
menggunakan detergen pilihannya sebisa mungkin tidak mengusik konsumen yang
tidak menggunakan produk seperti yang dipakainya. Sama seperti kaum muslimin,
sebisa mungkin tidak menyakiti kaum non muslim dan selalu menghormatinya.
Seperti dalam Al-Qur’an surat Al Baqarah ayat 256 yang berarti “ tidak ada
paksaan dalam memeluk agama. Sungguh telah jelas antara kebenaran dan
kesesatan” . Maka kita sebagai umat muslim tetap menjaga hubungan baik dengan
umat non muslim yang ada disekitar kita dengan tidak melakukan perbuatan perbuatan
yang mengarah pada kemungkaran. Lakum dinukum waliyadin.
Oleh: Dania
Posting Komentar untuk " FILOSOFI DETERGEN"