Keimanan Setan Iblis dan Komunis (Bagian II)
Keimanan
Setan, Iblis, dan Komunis (Bagian II)
Keempat, yang dilarang itu orangnya, tapi kalau ajarannya mah
boleh. Argumentasi ini lebih ngaco lagi! Justru yang tidak boleh itu ajarannya,
orangnya boleh hidup. Allah saja yang menyuruh melempar setan supaya menjauh
ketika ia akan menggagalkan program Ibrahim, tidak harus dibunuh. Demikian pula
dengan oknum PKI yang sudah tobat, mari kita bersahabat, tapi jangan basilat
karena pintu ajaran Marxis/Leninis sudah tertutup, tak ada lagi tempat hidup.
Jika kita sudah tahu bahwa sifat api itu membakar, jangan
coba-coba bermain api karena hanya lewat mukjizatlah api tidak bisa membakar seperti
yang dialami Ibrahim (Q.S. Al-Anbiya [21]: 69). Demikian pula jika kita sudah
tahu bahwa atheis komunis yang lebih jahat daripada iblis, mengapa harus dihidupkan
kembali hanya gara-gara hak asasi dan butuh tambahan ujian, sombong banget! Daf’ul
mafasid muqoddamu, alal jalbil mashalih (menolak bencana harus didahulukan
sebelum menarik maslahat), begitu menurut kaidah ushul!
Islam adalah ajaran yang antisipatif dan preventif. Ketika
pintu bahaya sudah terbuka, jangankan untuk masuk, hanya sekedar mendekati saja
sudah dilarang, seperti larangan mendekati zina (Q.S. Al-Isra’ [17]: 32) dan
larangan mendekati hal yang keji, baik yang sudah jelas maupun yang tampak
samar-samar (Q.S. Al-An’aam [6]: 151). Akan tetapi jika untuk kebajikan dan
kemaslahatan, pintu dibuka lebar-lebar. Bukan hanya sekedar dipersilakan,
melainkan harus sedikit dipaksa sehingga anak berumur sepuluh tahun harus
dipukul jika belum sholat (hadist) dan umat Islam diancam dengan siksaan yang
berat jika tidak mau bersatu (Q.S. Ali-Imran [3]: 105), inilah contoh bentuk
paksaan untuk kebajikan.
Oleh karena PKI sumber fitnah dan penyebar serta penyubur
ajaran setan itu sudah jelas dan tegas, sangat layaklah jika di bumi Indonesia
ini partainya dikuburkan, ajarannya dihancurleburkan, dan oknumnya disadarkan,
gitu aja kok repot!
Al-Qur’an sebagai petunjuk yang lurus mulus agar manusia
tidak terjerumus oleh ajakan setan, menyuruh agar berlindung kepada Allah dari
bisikan-bisikannya (Q.S. Al-Mu’minuun [23]: 97) serta minta dijauhkan dari
kehadirannya (Q.S Al-Mu’minuun [23]: 98). Kok banyak tingkah bener, disuruh
berlindung malah bertandang, diperintahkan menjauhkan malah mendekat, sudah
tahu musuh dijadikan sahabat, quo vadis, mau kemana manusia ini? Katakanlah
dengan segala kesombongan anda mampu untuk menghadapi ujian itu, tapi bagaimana
nasib anak cucu anda sendiri, apa tidak khawatir terkontaminasi (Q.S. An-Nisa
[4]: 9)? Jika mereka sudah terjerumus, siapa yang akan bertanggung jawab?
Apakah cukup dengan mengatakan bahwa imannya belum kuat atau mau berlepas diri
seperti lazimnya orang munafik (Q.S Al-Hasyr [59]: 16), “Sesungguhnya aku
berlepas diri dari kamu karena sesungguhnya aku pun takut kepada Allah, Tuhan Semesta
Alam.”
Masa kita harus terperosok dua kali dalam lubang yang sama.
Yang namanya komunis jangankan dilegalisasi, secara ilegal pun mereka akan
hadir. Jangankan dirangkul, habis dipukul saja mereka masih bisa muncul untuk
menumbuhkan konflik, menimbulkan kesenjangan, menebarkan pertentangan, dan
menciptakan revolusi sosial. Pokoknya dengan alasan apapun, yang namanya ajaran
setan jangan dipelajari apalagi dilaksanakan karena penuh dengan tipuan dan
kepalsuan, sebagaimana Allah telah mengharamkan mempelajari dan mengamalkan
ilmu sihir karena sihir adalah ilmu setan.
Manusia tak akan mampu menguak seluruh hikmah yang tersimpan
dibalik larangan atau perintah Allah Yang Maha Mengetahui karena keterbatasan
ilmunya (Q.S. Al-Isra [17]: 85); bagaikan karet walaupun meral, jika ditarik
terus akan putus. Manusia tidak boleh protes mengapa Allah menciptakan babi
kalau babi itu tidak boleh dimakan, mengapa Allah menciptakan mahluk berbisa
kalau akhirnya harus dibunuh, mengapa Allah menciptakan setan kalau ajarannya
tidak boleh dipelajari, mengapa Allah menciptakan nafsu kalau nafsu itu
bergerak tidak merdeka untuk dilepas bebas dan seterusnya. Kemerdekaan yang
diberikan Allah kepada manusia bukanlah kemerdekaan yang lepas bebas tanpa
batas, segalanya menjadi serba boleh seperti di dunia hippies. Ia sudah
mengaturnya lewat ajaran agama, ajaran yang paling sempurna diantara
ajaran-ajaran yang dibuat manusia (Q.S. Al-Baqarah [2]: 175-176).
Oleh karena itu, muktamar alim ulama tahun 1957 secara tegas
sudah memutuskan bahwa umat Islam haram menganut ideologi/ajaran Marxis/komunis,
hukumnya kafir bila menganut ideologi/ajaran komunis dengan kesadaran. Sudah
jelas, kan!
*Dicatut dari Buku ‘Komunis Lebih Ekstrem Daripada Iblis’
Karya KH. Olih Komarudin
Penerbit PT. Alma’arif Bandung
Posting Komentar untuk "Keimanan Setan Iblis dan Komunis (Bagian II)"