Beberapa Hal tentang Tadabbur Al-Quran
Abad ke XV Hijriyah menunjukkan tanda kebangkitan
intelektualitas Muslim. Isyarat Allah dalam bentuk kauniyah ini harus dipercepat
sehingga islamisasi Ilmu Pengetahuan dapat dijalankan semaksimal mungkin untuk
menyuburkan ruh budaya Islam yang fitri dalam komunitas manusia, Muslim maupun
bukan. Tadabbur Al-Quran adalah salah satu alat untuk mencapai hal tersebut.
Definisi:
Tadabbur berasal dari kata dabara, yang dalam kamus Al Munjid
(Daar al Masyriq, Beyrut. 2007) memiliki 7 arti. Di antara arti-arti itu ialah:
1) akhir,
2) mati,
3) telah lampau,
4) di belakang sesuatu,
5) suara berdengung (kumbang)
dan ada 2 arti yang sangat dekat dengan maksud kita:
1. Mengatur/mengurus
suatu perkara (managing),
2. Memikirkan
dan melihat suatu perkara dan akibatnya,
a. melihat suatu perkara yang tidak
terlihat di dalam dada dan memikirkan akibatnya
Firman Allah: QS Al Baqarah 185:
شَهْرُ رَمَضَانَ
الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْءَانُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ
Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan)
Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai
petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)…
è Ayat menerangkan ayat lain..!
Ayat di atas isyaratkan adanya syarat mutadabbir: hati
yang bersih dan niyat yang tulus. Karena hanya dengan kepekaan hati Anda
mampu memahami pesan al-Quran yang halus, yang tersembunyi di balik kata-kata.
·
Latihlah
dengan membaca puisi yang sufistik.
Kenapa?
KUNCI
TADABBUR: Tiap kata memiliki banyak makna, dan tiap makna berhubungan dengan
peristiwa.
TUGAS DA’I : menguak makna-makna yang diisyaratkan Allah SWT sesuai
dg zamannya untuk disampaikan kepada manusia.
S. Ali bin Abi Thalib ra kw berkata: Istanthiq al Qur-an.
Biarkanlah Quran bicara sendiri.
Maka:
1.
jangan
potong ayat, karena boleh jadi akan memberi konflik makna dengan ayat lain
2.
kaji
ulang dan teliti lagi definisi2 dasar agama Islam LANGSUNG dari Al Quran untuk
menyederhanakan ajaran dan memaparkan aspek-aspek yang terkait dan hubung-kait
aspek-aspek itu.
à Inilah maksud utama tadabbur Al
Quran.
**
Contoh 1: Jangan potong ayat dari ayat sesudahnya atau
sebelumnya.
QS Hud/11: 15-16.
مَنْ كَانَ يُرِيدُ
الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ
فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ(15(
Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan.
أُولَئِكَ الَّذِينَ
لَيْسَ لَهُمْ فِي الْآخِرَةِ إِلَّا النَّارُ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ
مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ(16)
Itulah orang-orang yang tidak memperoleh (apapun) di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.
Bandingkan dengan QS. Asy-Syura/42:20 dan QS. Al Isra/17:
18-19.
Contoh 2: Kata “كَافَّةً / kaffah”.
QS Al Baqarah/2: 208:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ
ءَامَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ
إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ (208)
Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara kaffah, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.
Bagaimana mengukur tingkat كَافَّةً seseorang? Ternyata ada di ayat sebelumnya:
Bagaimana mengukur tingkat كَافَّةً seseorang? Ternyata ada di ayat sebelumnya:
وَمِنَ النَّاسِ
مَنْ يَشْرِي نَفْسَهُ ابْتِغَاءَ مَرْضَاةِ اللَّهِ وَاللَّهُ رَءُوفٌ بِالْعِبَادِ (207)
Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya.
Contoh 3: Hiasan dunia.
Contoh 3: Hiasan dunia.
Ali Imran/3: 14-15:
زُيِّنَ لِلنَّاسِ
حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ
مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ
ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ(14)
Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).
قُلْ أَؤُنَبِّئُكُمْ
بِخَيْرٍ مِنْ ذَلِكُمْ لِلَّذِينَ اتَّقَوْا عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ
تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَأَزْوَاجٌ مُطَهَّرَةٌ وَرِضْوَانٌ مِنَ
اللَّهِ وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِالْعِبَادِ(15)
Katakanlah: "Inginkah aku
kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu?" Untuk
orang-orang yang bertakwa (kepada Allah), pada sisi Tuhan mereka ada surga yang
mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya. Dan (mereka
dikaruniai) isteri-isteri yang disucikan serta keridhaan Allah: Dan Allah Maha
Melihat akan hamba-hamba-Nya.
Kedua ayat itu nampak konflik.
Apalagi dengan QS. al baqarah/22: 212:
زُيِّنَ لِلَّذِينَ
كَفَرُوا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَيَسْخَرُونَ مِنَ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَالَّذِينَ
اتَّقَوْا فَوْقَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَاللَّهُ يَرْزُقُ مَنْ يَشَاءُ بِغَيْرِ
حِسَابٍ (212)
Kehidupan dunia dijadikan indah dalam pandangan orang-orang kafir, dan mereka memandang hina orang-orang yang beriman. Padahal orang-orang yang bertakwa itu lebih mulia daripada mereka di hari kiamat. Dan Allah memberi rezki kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa batas.
Jadi, siapa yang menghias
“pandangan manusia” seperti itu?
Bandingkan dg QS Al Hijr/15: 39:
قَالَ
رَبِّ بِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الْأَرْضِ وَلَأُغْوِيَنَّهُمْ
أَجْمَعِينَ(39)
Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma`siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya,
Ternyata kata dengan asal kata
“zayana” disebut 46 kali dalam dengan hubungan: kemewahan dunia, tipuan syaitan
(QS. 6:43 dll)/-terbanyak, tradisi semua kaum (QS. 6:108), pakaian saat sholat
/berada d masjid (QS 7:31), mengundurkan bulan haram, bintang di langit,
binatang kendaraan, ujian bagi manusia (QS 18:7), hawa nafsu, kisah Samiri,
perhiasan yang dipakai wanita, kisah Qarun, dll.
*
CONTOH 4 : KASUS PERSIAPAN
DA’WAH RASUL
QS. Al Muzzammil/73: 1-11:
يَاأَيُّهَا الْمُزَّمِّلُ(1)قُمِ
اللَّيْلَ إِلَّا قَلِيلًا(2)نِصْفَهُ أَوِ انْقُصْ مِنْهُ قَلِيلًا(3)أَوْ زِدْ عَلَيْهِ
وَرَتِّلِ الْقُرْءَانَ
تَرْتِيلًا(4)إِنَّا
سَنُلْقِي عَلَيْكَ قَوْلًا ثَقِيلًا(5)إِنَّ نَاشِئَةَ اللَّيْلِ هِيَ أَشَدُّ وَطْئًا
وَأَقْوَمُ قِيلًا(6)إِنَّ لَكَ فِي اَلنَّهَارِ سَبْحًا طَوِيلًا(7)وَاذْكُرِ اسْمَ
رَبِّكَ وَتَبَتَّلْ
إِلَيْهِ تَبْتِيلًا(8)رَبُّ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ فَاتَّخِذْهُ وَكِيلًا(9) وَاصْبِرْ
عَلَى مَا يَقُولُونَ وَاهْجُرْهُمْ هَجْرًا جَمِيلًا (10) وَذَرْنِي
وَالْمُكَذِّبِينَ أُولِي النَّعْمَةِ وَمَهِّلْهُمْ قَلِيلًا(11)
Surah Al Muzzammil adalah surah
yang turun setelah wahyu pertama dan kedua. Ia turus sekaligus 19 ayat kecuali
ayat 20 datang 6 bulan atau 12 bulan kemudian.
Sholat malam awalnya diwajibkan
kepada Rasulullah dan sahabat sampai turun ayat ke 20 yang menasakhkannya.
Walaupun berat ia adalah kurikulum yang dipilih Allah SWT untuk generasi
pertama Muslimin. Tidakkah kita ingin meniru mereka?
Disamping sholat malam, maka
diwajibkan membaca Quran secara tartil: pelan sampai faham. Targetnya faham,
bukan khatam cepat.
Tabattal: putuskan nhubungan
dengan dunia sepenuhnya.
Wakil: fihak yang diberi
kepercayaan untuk menyelesaikan urusan kita. Pemilihan itu atas dasar ilmunya,
kekuasaannya atau pengaruhnya.
Hijrah: meninggalkan tempat atau
keadaan karena tidak suka.
Tinggalkan, biarkan, jangan
hiraukan Allah SWT dan para pendusta (karena Allah berkuasa membalas mereka dan
berkuasa melindungimu). Focus pada tugas da’wah. Mereka tak bernilai dibanding
nilai tugas mu.
Na’mah : rizqi yang membawa pada
lupa/lalai pada agama Allah, menjadi sebab kerusakan dlsb. Ni’mah : rizqi yang
membawa pada ingat pada Allah, menjadi sebab kebaikan berikutnya.
CONTOH 5: KASUS KEMURTADAN SOSIAL
QS.AL MAIDAH 5: 54:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ
ءَامَنُوا مَنْ يَرْتَدَّ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَسَوْفَ يَأْتِي اللَّهُ بِقَوْمٍ
يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكَافِرِينَ
يُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا يَخَافُونَ لَوْمَةَ لَائِمٍ ذَلِكَ فَضْلُ
اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ (54)
Hai orang-orang yang beriman,
barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan
mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun
mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mu'min, yang
bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan
yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah,
diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas
(pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.
Disimpulkan melalaikan perkaderan
dan melahirkan generasi muda yang lebih baik dalam memahami Islam dan hukum2nya
adalah satu kemurtadan (social).
Dapat dipetik rahasia ayat: adanya
kemurtadan social, selain kemurtadan I’tiqody. Dengan demikian dapat
difahami dengan lebih baik, dan sejalan dengan, maksud hadits Rasulullah saw
“Barangsiapa tak prihatin/concern dengan urusan ummat Islam, maka mereka bukan
bagian dari mereka.”
Tujuan utama da’wah: mencapai
critical mass masyarakat yang berbudaya suci sehingga mampu melakukan amar
ma’ruf nahi munkar secara berterusan.
Marilah kita mulai dari keluarga
kita sendiri.
TIP:
Kalau Anda diminta berdoa,
mohonlah kelahiran generasi yang salih dan tangguh dan doakan ibu-ibu yang
hamil agar diberi putera-puteri yang salih.
KESIMPULAN tentang Tadabbur Al-Quran
Perlu:
1. Niyat
kuat.
2. Kebersihan jiwa.
3. Dasar-dasar bahasa Arab: nahwu, sharaf, balaghah dan manthiq. Cukup sebatas buku-buku ‘Aliyah.
4. Dasar-dasar Musthalah al Hadits dan Ushul al Fiqih. Cukup sebatas buku-buku ‘Aliyah.
5. Waktu khusus untuknya, 2-3 jam sehari, baiknya malam dan/atau pagi.
6. Ketelitian dalam membaca Al-Quran.
7. Banyak membaca tafsir.
8. Banyak merenungkannya.
9. Waktu 2-3 jam sehari berbeda dari tahap ke tahap:
2. Kebersihan jiwa.
3. Dasar-dasar bahasa Arab: nahwu, sharaf, balaghah dan manthiq. Cukup sebatas buku-buku ‘Aliyah.
4. Dasar-dasar Musthalah al Hadits dan Ushul al Fiqih. Cukup sebatas buku-buku ‘Aliyah.
5. Waktu khusus untuknya, 2-3 jam sehari, baiknya malam dan/atau pagi.
6. Ketelitian dalam membaca Al-Quran.
7. Banyak membaca tafsir.
8. Banyak merenungkannya.
9. Waktu 2-3 jam sehari berbeda dari tahap ke tahap:
a. Membaca
tarjamah pelan-pelan 1-2 juz sehari.
b. Ulangi
sampai faham dan hafal tema sentral Al-Quran.
c. Dalami
pengertian-2 asas/dasar Islam langsung dari Al-Quran, missal taqwa, ihsan,
ikhlash, hamba, Ilaah, qolbu, dzikir, ghurur, dlsb. Kemudian bandingkanlah
dengan kamus dan tafsir untuk memperkaya perspektif berfikir Anda. Uraikanlah
aspek-aspek yang terkait. Kalau perlu buatlah skema dan penggambaran yang
sederhana.
d. Gunakanlah
metoda balaghah dan manthiq dalam memahami ayat yang sukar difahami.
Konstruksikan temuan-temuan anda seperti dinyatakan di atas.
10. Dianjurkan
memiliki Tafsir yang cukup representative, missal terbitan Kementrian Agama RI,
yang dapat dibeli oleh lembaga-lembaga keagamaan Islam di Dinas Kementrian
Agama seharga 500 ribu rupiah, 10 jilid.
11. Dianjurkan
menggunakan software HOLY QURAN, yang dapat diturun-muatan secara bebas. Versi terakhir
v.10.
12. Lakukanlah
hal-hal di atas secara bertahap.
Mohammad Djafnan Afandie
Ringkasan Materi Pengajian I’tikaf Ramadlan, Pesantren BUDI MULIA, Condongcatur, Yogyakarta, 06-15 Juli 2015.
Menjelaskan Tadabbur Al-Quran
Posting Komentar untuk "Beberapa Hal tentang Tadabbur Al-Quran"