Refleksi Keislaman – Istiqomah Dijalan Kebenaran
Oleh : Ilham Kamba Latonro
Kehidupan ini sungguh sebuah pertaruhan antara kenikmatan dan
kesengsaraan. Apabila kita telah mengetahui, telah sadar bahwasanya
Allah SWT mengharamkan syurga bagi mereka yang kufur terhadap-Nya, maka
dari itu kita mesti sadar bahwa sebesar-besar nikmat dalam hidup adalah
nikmat Islam.
Nikmat yang paling besar adalah nikmat Islam. Dan apabila Allah
menginginkan bagi hamba-Nya kebaikan maka dia dimatikan dalam keadaan
beragama islam (muslim,ihsan). Agar kita tetap istiqomah pada agama
Islam hendaklah kita senantiasa berdoa kepadanNya seperti doa yang telah
diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Nabi kita pernah berdoa : “Wahai yang
menetapkan hati-hati, tetapkanlah hatiku di atas agama-Mu”.
Dan Nabi Muhammad SAW telah memberi tahu bahwa antara tanda-tanda
fitnah akhir zaman adalah orang yang malamnya muslim, dan paginya kafir
atau paginya dia kafir, dan petangnya dia beriman. Manusia sudah sukar
membedakan antara yang haq dan batil, yang halal dan yang haram.
Dan hari ini kita lihat di sekeliling kita, berbagai perkara yang
disebarkan yang berbentuk syubhat, penipuan dan perkara yang meragukan
dan yang berbentuk syahwat yang membangkitkan nafsu. Tidak disangkal
lagi bahwa ini semua dapat menyebabkan seseorang itu berpaling (dari
agamanya). Sungguh karena iblis tidak akan pernah ridho jika hamba Allah
taat kepada-Nya.
Tetapi Allah yang Mahatinggi, apabila ia mencintai seorang hamba maka
akan diberikan ilmu tentang islam dan diwafatkan dia dalam keadaan
Islam. Dan setiap perkara yang ditarik dari kita pasti akan ada gantinya
(dari Allah) kecuali agama (maka tiada gantinya). Dan apabila Allah
mencintaimu maka Dia akan menetapkan kematianmu dalam keadaan muslim.
Supaya kita mati dalam keadaan Islam, jadikanlah hatimu gembira
tatkala engkau menyembah Allah. Bertaqwalah kapan dan dimanapun berada,
jadilah hamba yang ihsan.
Sebagian orang apabila melakukan sesuatu perkara yang mubah atau
makruh, perkara yang sia-sia, kegiatan yang sangat sedukit faedahnya
seperti menghadiri suatu pertandingan atau majelis keramaian dia merasa
gembira karena menghadirinya.
Kita tidak ingin membicarakan tentang perihal suatu golongan tetapi kita ingin mengambil suatu faedah dari “kegembiraan” ini.
Bagaimana engkau tahu bahwa engkau (tetap) di atas Islam ? ialah
apabila engkau merasa gembira tatkala engkau menaati Allah. Janganlah
melakukan sesuatu ibadah semata-mata untuk menyelesaikannya. Janganlah
melakukan suatu ibadah hanya sekedar mengugurkannkewajiban, tetapi
lakukanlah sesuatu ketaatan (ibadah) untuk mendekatkan diri kepada
Allah.
Allah tidak dimudaratkan oleh kemaksiatanmu, tetapi engkaulah yang binasa apabila engkau melakukan maksiat.
Dan mati di dalam keadaan Islam dan apa jua keadaan jauh lebih baik
daripada mati di dalam keadaan kekufuran. Sebagaimana disebutkan di
dalam doa-doa orang soleh
“Ya Allah sesungguhnya aku mencintaimu walaupun aku bermaksiat kepadamu”
dan seorang sahabat yang mulia Amru Ibn al-Ash tatkala hampir waktu
kewafatannya berkata; “Ya Allah aku bukanlah seorang yang lepas (dari
dosa) maka aku memohon pengampunan”.
“Dan bukanlah aku orang yang kuat (dalam beribadah) maka aku memohon pertolongan”
“Dan tiada bantuan dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah”
Apabila Allah telah menetapkan bagimu untuk sholat subuh berjamaah
setelah engkau keluar dari masjid hadirkanlah perasaan gembira
bahwasanya Allah dengan rahmat-Nya telah membangunkanmu dari tempat
tidurmu dan menyebabkan engkau berdiri dihadapan-Nya dan membuat engkau
bergerak menuju rumah-Nya (Masjid), inilah yang kita harapkan.
Mereka yang apabila Allah inginkan kebaikan untuk mereka maka mereka
ditetapkan dan dimatikan di atas agama dan tidak ada kegembiraan yang
lebih besar bagi seorang hamba selain kegembiraannya terhadap Islam.
Dan sebagaimana semua telah tahu bahwa seorang hamba itu mestilah
bersyukur kepada Allah karena menjadikannya seorang Muslim. Kita semua
dengan rahmat Allah dilahirkan muslim yakni Allah memberikan kita Islam
tanpa memintanya maka semoga Allah mengaruniakan kepada kita syurga
tatkala kita memintanya.
Ilham Kamba Latonro
Posting Komentar untuk "Refleksi Keislaman – Istiqomah Dijalan Kebenaran"