Kisah hidup Ahmed Deedat dan Wilma Rudolph
buahpeer.com - Seorang laki-laki yang memiliki sedikit pendapatan, namun kaya dan
tinggi dalam bidangnya. seorang laki-laki yang mengubah hidup dr. Zakir Naik, yang mengubahnya dari seorang dokter menjadi seorang pendakwah. Dia adalah Syeikh Ahmed Deedat.
Ahmad Deedat
Mari kita bandingkan prinsip dan tujuan Syeikh Ahmed Deedat.
Syeikh Ahmed Deedat mencapai jenjang pendidikan hanya sampai kelas 6
SD. Disebabkan kemiskinan, beliau terpaksa putus sekolah. Sebagai seorang lelaki
yang hidup miskin, ia terpaksa meninggalkan india dan hijrah ke afrika
selatan. Ia bekerja serabutan sebagai sales di toko furniture, supir, dan
lain-lain.
Selama di afrika, dia selalu diganggu oleh
misionaris kristen. Mereka berkata, "Islam adalah agama yang tidak
bermanfaat, agama yang tidak ada belas kasih". Misionaris ini terus
menyerang islam, dan karena Ahmed Deedat sering diganggu, maka timbul
sebuah keinginan dalam hatinya, bahwa "Aku ingin menjawab semua tuduhan
terhadap islam yang dilakukan oleh misionaris kristen itu. Aku ingin
memberikan jawaban yang sesuai kepada misionaris kristen ini."
Bayangkan, seorang lelaki yang hanya berpendidikan kelas 6 SD, tetapi
dasarnya beliau beriman kepada Allah, ia berjuang dan menemukan sebuah
buku di sebuah ruangan. Buku yang berdebu dan usang, berjudul izhar ul
haq, karya Maulana Rahmatullah Kairanwi, dan ia mendapat petunjuk untuk
sebuah prinsip tujuannya. Begitulah awal mulanya.
Sejenak mari kita bayangkan, bagaimana jika kita yang berada dalam posisi seperti Ahmad Deedat? Akankah kita akan melakukan hal yang sama dengannya?
Ahmad Deedat berjuang
keras selama 40 tahun hingga akhirnya ia menantang bintang dunia agama
kristen. Bayangkan, seorang lelaki yang hanya berpendidikan SD, berusaha
selama 40 tahun dan menantang bintang dunia kristen di dunia ini. Ia
berbuat banyak untuk itu. Pada tahun 1986 Ia ingin berdebat dengan Reverend Jimmy Swaggart. Dan pada saat itu, tahun 1980-an, Jimmy Swaggart
merupakan orang nomor satu, sangat berkuasa dan sangat terkenal di
kristen televangelis.
Beberapa minggu sebelum perdebatan mereka, seorang
penggemar Syeikh Deedat memberikan nasehat, "Syeikh Ahmed Deedat, aku
ini penggemarmu, aku ingin memberimu sedikit nasehat, saya sangat kenal
dengan Jimmy Swaggart, aku telah mengkajinya, tolong jangan berdebat
dengannya... dia akan mengunyahmu dan mengeluarkanmu dengan cepat!"
Sekali lagi saya ajak anda sejenak untuk merenung, jika anda yang berada dalam posisi Ahmed Deedat saat itu, apakah anda akan menyerah? berputus asa? ataukah anda akan termasuk sebagai orang yang sabar dan istiqomah di jalan Allah?
Jimmy Swaggart, seorang televangelis yang paling terkenal memiliki
saluran TV, yang bayaran hariannya lebih dari satu juta dolar utuk
mengundang kepalanya di sebuah foto.
Syeikh Ahmed Deedat,
masyaAllah, dengan adanya Allah disampingnya, ia berangkat ke USA, di
kampung halaman missionaris kristen itu, di kotanya yang dimana ia
begitu terkenal, ia pergi dan melakukan perdebatan, dan Alhamdulillah
atas pertolongan Allah keadaan menjadi sebaliknya.
Bayangkan,
seorang lelaki yang hidup miskin yang bahkan tidak lulus sekolah tinggi,
berdebat dengan seorang yang berijazah, menantang seorang bintang dunia
dalam agama kristen. Sehingga ia menjadi sandungan terbesar bagi dunia
kristen dan bagi misionaris kristen. Hanya seorang diri saja, Ahmed
Deedat dengan bantuan Allah, ia menantang ruang agama kristen.
Bagaimana dengan kita?
Sejenak, mari kita kaji sebuah prinsip tujuan beliau: ISLAMIC
1. Islamic. Apakah tujuannya mengikuti cara islam? Apakah sesuai dengan quran dan hadits? Apakah untuk Allah dan Rosulnya?
Sebab itulah, ia mencapai tujuannya.
2. Spesifik. Apakah tujuannya spesifik? Ya. "Aku ingin menjawab segala tuduhan terhadap islam." Spesifik.
3. Lucrative. Apakah menguntungkan dan berfaedah? Dia ingin mendapatkan
ganjaran di akhirat. Insyaallah Allah akan memberikan ganjaran surga
kepadanya. Insyaallah.
Namun, ia juga mendapat keuntungan di dunia. pada
tahun 1986 ia meraih anugrah terbesar dalam dunia islam. Ia diberi
penghargaan oleh raja faisal perihal kepedulian terhadap kemanusiaan. Ia melakukannya untuk Allah dan Rosulnya. Allah memberikan karunianya di akhirat dan di dunia.
4. Apt. Apakah itu tepat? Sangat tepat, di waktu yang tepat, tokoh yang
segala galanya pada waktu itu. Ketika misionaris kristen menganggu
orang muslim, moral kita di tahap terendah. Lelaki ini, Syeikh Ahmed Deedat telah memberi inspirasi ribuan pemuda pemudi, termasuk Zakir Naik.
Apakah kita termasuk pemuda pemudi yang terinspirasi oleh beliau? Lalu apa yang akan kita lakukan?
5. Measurable. Apakah terukur? Ya. Dia mengumpulkan buku-buku
dari agama kristen, buku buku misionaris kristen yang menentang ajaran
islam. Semua buku John Gilchrist, Jimmy Swaggart, dan Ahmed Deedat mulai
membalasnya. dan ia juga mengkaji kitab mereka yaitu bible.
6. Intention. Apa niatnya? Niatnya semata mata mengharap ridho Allah dan Rosul-Nya.
7. Consisten. Apakah konsisten? Ya. Dia bersusah payah dan berusaha
selama 40 tahun. Kantornya adalah sebuah tempat yang kecil, dan ia
memberitahu kami, bahkan untuk mencetak pamflet hitam putih sebanyak
1000 lembar, ia membuat rapat untuk membicarakan, "Dapatkah kita
mencetak 1000 lembar pamflet hitam putih?" Masya Allah, konsisten, dan
terus berusaha dampai ia mencapai prinsip tujuannya.
Bagaimana dengan kita? apakah kita telah Islamic? Apakah tujuan kita telah spesifik? Apakah yang kita lakukan ini lucrative? Apakah apt? Apakah measurable? Apakah intention? Dan apakah kita telah consisten dengannya?
Sekarang mari kita bandingkan beliau dengan Wilma Rudolph.
Wilma Rudolph adalah seorang atlet wanita dari Amerika Serikat yang
sangat luar biasa, wanita Amerika pertama yang memenangkan tiga medali
emas dalam satu event Olimpiade.
Wilma Rudolph dilahirkan pada tahun 1940 di Betlehem
dengan polio dan pneumonia, serta pernah menderita demam scarlet saat
masih muda. Semua penyakit ini berkontribusi pada kaki nya yang kurang
sempurna, sehingga orang yakin bahwa hal itu akan menyulitkannya untuk
berjalan. Tetapi Wilma memiliki keluarga yang penuh kasih dan setia,
yang memastikan ia mendapatkan perhatian medis dan terapi fisik empat
kali sehari.
Di SMA, Wilma Rudolph lolos ke Olimpiade 1956 di Melbourne,
Australia. Pada usia 16 tahun, ia adalah anggota termuda dari tim AS dan
memenangkan medali perunggu dalam ajang estafet sprint. Setelah
menyelesaikan SMA, Rudolph terdaftar di Tennessee State University di
mana ia belajar ilmu pendidikan.
Wilma kembali turun dalam Olimpiade berikutnya yang diselenggarakan
di Roma, Italia. Olimpiade 1960 adalah masa emas bagi Wilma Rudolph. Ia
menyapu bersih gelar di lari 100 meter, 200 meter, dan estafet sprint.
Ia tampil di televisi dan banyak menerima gelar kehormatan, termasuk
Associated Press Woman Athlete of the Year sebanyak dua kali.
Setelah pensiun dari kompetisi di awal tahun 1960, Wilma bekerja
sebagai guru dan pelatih atletik. Beliau berbagi cerita yang luar biasa
dengan dunia pada tahun 1977 dalam otobiografinya, Wilma. Bukunya
kemudian berubah menjadi sebuah film televisi. Pada 1980-an, ia dilantik
ke U.S. Olympic Hall of Fame dan mendirikan Wilma Rudolph Foundation
untuk memfasilitasi para atletik amatir.
Wilma Rudolph meninggal pada tanggal 12 November 1994 di Tennessee
akibat kanker otak. Pada tahun 2004,United States Postal Service
menampilkan wajahnya dalam perangko 23 sen. Ia dikenang sebagai salah
satu wanita tercepat di lintasan dan sebagai sumber inspirasi bagi
generasi atlet Afrika-Amerika.
Kuburan Wilma Rudolph
Perbedaan yang kita dapat antara Wilma Rudolph dan Ahmed Deedat adalah,
prinsip dan tujuan Wilma Rudolph untuk jangka waktu singkat, prinsip
dan tujuannya lebih bersifat duniawi, tetapi prinsip tujuan Syeikh Ahmed Deedat untuk jangka waktu yang panjang. dan untuk akhirat. dan
insyaAllah Allah akan memberikan beliau ganjaran di akhirat kelak dan
bahkan ganjaran di dunia. aamiin..
Bagaimana dengan kita? Apakah selama ini kita lebih mirip dengan Ahmed Deedat atau Wilma Rudolph? Atau malah bukan kedua-duanya? Melalui tulisan ini, saya mengajak diri pribadi dan anda semua untuk memilih jalan seperti Ahmad Deedat. Mohon doanya, agar kita sama-sama diberi keistiqomahan dalam jalan ini. Aamiin..
Posting Komentar untuk "Kisah hidup Ahmed Deedat dan Wilma Rudolph"